"Broken Crayon" by Zahra Desriani
Jadi hari ini aku mau mereview salah satu buku yang menurutku menarik banget buat dibaca, judulnya Broken Crayon karya Zahra Desriani. Oiya, sebelum masuk ke review, buku ini bisa dibeli di Toko Buku Gramedia dan sejenisnya dengan harga Rp.64.800 (untuk Pulau Jawa).
Nah pertama kali nemuin buku ini di Gramedia, terus tertarik aja sama judulya "Broken Crayon" dan ternyata ada salah satu buku yang udah dibuka, iseng deh baca-baca itu buku dannnn langsung jatuh cinta dibuatnyaaaa.
sesederhana itu emang.
Jatuh cintanya dimulai dari tampilan bukunya yang fullcolor tapi nggak lebay, ukuran bukunya yang juga pas buat dibawa kemana-kemana tanpa harus merasa "terlalu berat" dan kemudian ketika baca dari halaman satu ke halaman berikutnya udah makin yakin dibuat jatuh cinta sama cara penulisannya, gaya penulisannya sederhana tapi menohok banget. Kalau buku ini terus-terusan dibaca di Gramedia yang ada nangis disana dan dilihatin orang-orang. Makanya aku memutuskan untuk beli dan nangis ditempat lain waktu baca buku ini hahaha
Buku ini tentang apasih?
Buku ini tentang aku, kamu, kita, kalian atau siapapun yang dibesarkan oleh 'satu'.
Iya, satu orang tua.
Tentang mereka yang bercerita tentang lika-liku keluarganya yang tidak harmonis sampai berpisah, dari mereka yang merutuki dirinya sendiri atas keadaan yang dialaminya, tentang mereka yang menghakimi kedua orang tua atas keputusan yang dibuatnya sampai pada akhirnya yang bisa dilakukan hanya sebatas "menerima"
"keluarga adalah sebaik baiknya tempat kembali"
Tapi gimana kalau ada yang mengalami ketidakharmonisan dalam keluarganya? gimana kalau mereka harus berakhir dengan broken home?
Buku ini mengupas semuanya, tentang susahnya menerima keluarga mereka yang tidak utuh, menerima keadaan keluarga mereka yang penuh dengan pertengkaran, menerima kasih sayang secara sepihak. Melanjutkan hidup hanya dengan keluarga yang tidak utuh bukanlah hal yang mudah pada awalnya, tapi pada akhirnya keikhlasan untuk menerima yang sangat diperlukan. Setelah belajar menerima keadaan maka seseorang akan belajar untuk memperbaiki hidupnya.
Begitupula dengan mereka yang hidup dengan ketidakharmonisan dalam keluarganya, baginya orang tua yang memilih untuk berpisah adalah keputusan terbaik daripada harus melihat melihat kedua orang tuanya yang tidak pernah berjalan beriringan, melihat hubungan ibu dan ayah yang semakin hari semakin renggang, serta melihat pertengkaran setiap hari.
Buku ini memperkuat apa yang sudah aku yakini sebelumnya, bahwa membangun keluarga bukanlah hal yang mudah, termasuk mempertahankannya.
Aku juga punya teman yang lahir dari keluarga broken home, kalau boleh aku simpulkan maka saat ini mereka adalah individu-individu yang sangat hebat. Mereka bisa membuktikan bahwa mereka yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya dan korban ketidakharmonisan keluarga bisa mencapai kesuksesan, mereka bisa jadi pribadi yang lebih bahagia dari sebelumnya, dan mereka bisa menjadikan pengalaman masa lalunya sebagai batu loncatan. Salah satu dari mereka yang mengalami keadaan tersebut mengatakan, "aku belajar dari hubungan orang tuaku, nantinya ketika aku besar aku akan lebih hati-hati memilih pasangan, aku akan lebih hati-hati membangun keluarga, keadaan sekarang buat aku sadar aku nggak akan jadi orang tua yang gagal, karena itu menyakitkan"
Buku ini bener-bener kasih sudut pandang tentang individu yang bisa survive jadi pribadi yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, tentang mereka yang belajar apa arti hidup yang sesungguhnya, tentang mereka yang menjadi lebih dewasa dan tentang mereka orang-orang terpilih yang bisa berpijak diatas kaki mereka sendiri.
Karena nggak semua orang merasakan 'ketidakutuhan' keluarganya bukan?
Buku ini sukses buat aku nangis disetiap sub-babnya huhu sebagus itu buat dibaca! Buku ini bener-bener menarik, buat mereka yang mungkin sedang ada diposisi tersebut atau yang tidak ada diposisi tersebut kudu harus wajib buat beli buku ini! buku ini bener-bener membuka mata kita atas apa yang seharusnya kita lakukan dari keterpurukan dan juga buku ini menceritakan perjuangan orang tua dalam membesarkan anaknya seorang diri.
Terakhir, buku ini buat aku belajar bahwa selama ini seseorang cenderung menyalahkan keadaan yang ada atas apa yang mereka alami saat ini, tapi bukan itu yang seharusnya dilakukan namun justru berterimakasih atas rencana Tuhan yang sudah membekali kita ilmu untuk mempersiapkan keluarga yang lebih baik nantinya.
Ada salah satu kutipan yang aku sukaaaak banget di buku ini,
"Kalau orang tua kalian lengkap, apakah hari ini kamu akan seperti hari ini?"
Komentar
Posting Komentar